SEBUAH KERANGKA
Assalamualaikum
Warohmatullahi Wabarakatuh,
Bissmillahirohmanirrohimi.
Segala puji bagi
Allah, yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat hamba-hambanya, Maha suci
Allah, Dia-lah yang menciptakan bintang-bintang di langit, dan dijadikan
padanya penerang dan Bulan yang bercahaya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya, yang diutus
dengan kebenaran, sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan,
mengajak pada kebenaran dengan izin-Nya, dan cahaya penerang bagi umatnya. Demi
Allah, semoga selalu kita curahkan sholawat dan salam bagi Rasululloh Muhammad
dan keluarganya beserta para pengikut nya.
Tahun ini adalah
tahun yang menjadi langkah baru dan menuju ke arah yang lebih baik bagi Sekolah
Alam Auliya Kendal, tahun ini telah di telurkan sebuah program baru yaitu Majalah
Sekolah. Sebagai pembuka dari program baru ini kami akan mengupas sedikit
mengenai pendidikan yang berkaitan dengan Sekolah Alam.
Berawal pada
tahun 2008 sebuah sekolah berdiri di kota Kendal dengan nama LPIT (Lembaga
Pendidikan Islam Terpadu) Auliya Kendal. Dengan konsep Islam Terpadu dan full day school, seiring berjalannya
waktu dan dengan terus berproses untuk lebih baik maka sekolah ini pun kemudian
mengusung konsep Sekolah Alam. Tepatnya sekitar tahun 2010-2011 konsep ini
mulai di terapkan di sekolah ini.
Mengapa konsep
ini ?
Seperti yang
disampaikan oleh seorang filsuf Cina, “Sekolah merupakan masa depan suatu
Negara dalam bentuk kecil” (Tehyi Hsieh). Akan kah Negara ini terus-terusan di
penuhi dengan budaya menjilat dan korup ? Kita semua harus memulai suatu
langkah kecil. Karena, perjalanan mengelilingi dunia dimulai dengan satu
langkah kecil. Hal ini berkaitan dengan bentuk dan karakter suatu sekolah dalam
menghadapi perkembangan zaman.
Jika dulu kita
konsep belajar adalah duduk menyimak guru yang menerangkan, namun ternyata
sesuai perkembangan hal tersebut manjadikan anak-anak kurang kreatif. Sumber
informasi saat ini bukan hanya Guru. Kecanggihan technology saat ini
mengakibatkan Generasi sekarang mejadi Netgeneration.
Mereka terbiasa dengan budaya komunikasi yang serba cepat, dengan menggunakan
berbagai fasilitas Jejaring Sosial yang ada berbagai informasi dengan cepat
dapat mereka terima. Mereka terbiasa berinteraksi di dunia maya tersebut, di
khawatirkan generasi – generasi ini akan menjadi generasi yang “diam” dan
“kosong” yaitu generasi yang hanya tahu tapi tidak berbuat banyak. Berbagai
informasi berseliweran di sekitar mereka entah itu informasi baik atupun
buruk. Lantas siapa yang akan
mengontrolnya ? akan jadi apa Negara ini kemudian? Tanggung jawab siapa semua
ini ?
Karena Guru
bukan lagi satu-satunya sumber tempat belajar, hal ini mengubah sikap anak-anak
terhadap Guru tentunya. Maka perlu suatu pendekatan pendidikan yang sesuai
dengan semua fenomena ini. Guru harus bisa menjadi Role Model dalam kehidupan anak-anak. Menjadi Fasilitator akan karakter
anak-anak didiknya. Pendidikan harus berkarakter (karakter anak-anak didik),
penuh nilai luhur dengan mengedepankan Aqidah yang lurus serta Ahlaqul Qarimah.
Karena hal tersebut adalah modal awal apapun profesinya kelak di harapkan
tertanam kejujuran dan memiliki karakter yang baik.
Dari buku
“Belajar Bersama Alam” kita dapat membaca beberapa point penting mengenai
Sekolah Alam, beberapa hal seperti di bawah ini.
“Sesungguhnya penciptaan Langit dan Bumi,
silih bergantinya Malam dan Siang, Bahtera yang berlayar di laut membawa
membawa apa yang berguna bagi Manusia, dan Alloh turunkan dari langit berupa
air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) – nya dan Dia
dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang
di kendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan
dan kebesaran Alloh) bagi kaum yang memikirkan.” QS Al Baqarah : 164.
Jika kita lihat
di saluran TV kabel pada channel – channel tentang Science dan Technology,
Nampak disana semua itu dikembangkan oleh manusia dari proses belajar
penciptaan alam semesta.
Sekolah haruslah
menjadi sekolah yang sangat hidup, berjiwa, mengasikan serta hangat. Sekolah
yang seperti ini akan membuat anak didik betah untuk belajar, merasa dirinya
selalu bermain (baca : belajar), sehingga kemauannya untuk belajar selalu
tumbuh dan berkembang. Anak-anak sekolah dasar yang dengan semangat menjajakan
hasil panen tanaman organiknya, dengan mantap tanpa canggung lagi. Ketika
dagangannya akan di beli semuanya, dia menolak karena sebagain akan dihadiahkan
untuk orangtuanya dirumah. Sungguh ini lah karakter seorang anak yang kelak
akan membangun negeri ini dengan profesinya dan dengan kecitaannya pada orangtua,
ber-Aqidah Lurus dan Akhlaqul Kharimah.
Jika kita
berbicara tetang Sekolah Alam maka kita tidak akan lepas dari sosok penggasnya
yaitu, Bapak Lendonovo. Sekolah Alam adalah sebuah koonsep pendidikan. Konsep
yang diusung adalah pendidikan total, dan sungguh sangat aplikatif, Konsep ini
mampu bersenyawa dan bersifat lentur tanpa kehilangan jati diri. Enam tujuan
pendidikan hakiki dan pendidikan totalitas meliputi :
1.
Berakidah yang lurus
2.
Berakhlak mulia
3.
Mencintai lingkungan
4.
Berjiwa kepemimpinan
5.
Berbisnis
6.
Pintar di bidangnya masing-masing
Dengan 6 point
ini diharapkan kelak akan muncul generasi yang ahli di bidangnya masing-masing
dengan pribadi yang jujur, baik dan terus bermanfaat untuk alam semesta.
Filosofi belajar
bersama alam adalah kenali diri kita sendiri, nanti kau akan kenali Tuhanmu.
Kenali diri sendiri untuk kemudian bisa bermanfaat kepada yang lain. Setiap
anak adalah juara, maka setiap daerah pun adalah juara. Bukan independen lagi,
tetapi INTERDEPENDENSI. Saling tahu, saling hormat, saling membutuhkan, saling
kerjasama.
Kita tidak ingin
meahirkan anak yang kita kerdilkan potensinya bukan ? harus lebih hati-hati,
jangan-jangan kita sudah termasuk barisan guru atau orangtua yang membonsai
calon bintang terang menjadi sebuah “buku ensiklopedia berjalan” ! ini
kejahatan kemanusiaan.
Harapannya lahirlah
anak-anak yang utuh, yang gembira, yang mencintai guru dan teman-temannya. Anak
– anak yang tak ragu memimpin, yang terbiasa mencintai lingkungan, dan biasa
mendiri dengan berdagang, Anak-anak yang berbahagia dan percaya diri. Dan yang
pasti anak-anak yang siap menjadi pemakmur bumi, dan pemberi sebanyak-banyaknya
manfaat kepada sesama !
Mari jadi bagian
dari perubah peradaban !!
Wassalam
Oleh : Anto
Ardiansyah untuk majalah Sekolah Alam Auiya Kendal
Sumber :
-
Suhendi
dan Septriana Murdiani, 2012. Belajar Bersama Alam. Bogor, SoU Publisher.
-
Tim
Jurnalis Sekolah Alam Lampung, 2013. Sekolah Asyik. Lampung, Sekolah Alam
Lampung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar